Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb
hy sahabat :)
mungkin ini postingan gue yang pertama, setelah sekian lama gue mikirin apa tema yang pas buat dimuat dalam blog gue. Gue bingung, mungkin sempat shalat istikharah juga saking bingungnya .. hehe gk juga kali. nah gue udah nemuin tema yang pas.. sebuah artikel yang gue salin dari file temen satu kampus gue, sebuah artikel pendek tapi sangat menginspirasi. gue berharap bagi yang ngebaca blog gue dapat mengambil sisi positifnya, juga dapat termotivasi dan memeperoleh manfaat.. Aamiin
langsung saja, ini dia ..
selamat membaca !!
SANG JUARA
Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba
mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak
final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan
yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Guntoro. Mobilnya tak istimewa, namun ia
termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Guntoro
lah yang paling tak sempurna.Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu
untuk berpacu melawan mobil lainnya.
Yah,memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana
dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang
dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Guntoro bangga dengan itu semua, sebab,
mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaran mobil balap mainan.
Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang
– kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap
kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di
antaranya.
Namun, sesaat kemudian, Guntoro meminta waktu sebentar sebelum lomba
dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdo’a. Matanya terpejam,
dengan tangan menengadah memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata,
“Ya aku siap!”.
Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai
mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap
orang bersorak sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo…
ayo…, cepat..cepat, maju..maju.” Begitu teriak mereka. Ahha…, sang pemenang
harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Guntoro lah
pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga dengan Guntoro. Ia berucap, dan
berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terimakasih ya Allah…”
Saat pembagian piala tiba. Guntoro maju ke depan dengan bangga.
Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti
tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?” Guntoro terdiam. “Bukan,
Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Guntoro.
Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya tak adil untuk meminta pada Allah
untuk menolongmu mengalahkan orang lain. “Aku hanya bermohon kepada Allah,
supaya aku tak menangis, jika aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar hal
itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi
ruangan.
HIKMAH DAN RENUNGAN
Anak anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua.
Guntoro tidaklah bermohon kepada Allah untuk menang dalam setiap ujian. Guntoro
tak memohon Allah untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin
diraihnya. Guntoro juga tak meminta Allah mengabulkan semua harpannya. Ia tak
berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Guntoro bermohon kepada
Allah, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa agar
diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.
Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa kepada Allah
untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta
Allah untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang
dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa kepada Allah, untuk menghalau
setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita
butuhkan adalah bimbingan Nya, tuntunan Nya, dan panduan Nya?
Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita
sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah
semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Allah memberikan kita
ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng, dan mudah menyerah.
Sesungguhnya, Allah sedang menguji setiap hamba Nya yang sholeh. (Irfan seeds)
0 komentar:
Posting Komentar